Pengaruh positif kondisi COVID19 terhadap bisnis lokal, nasional atau internasional
Thursday, 2 April 2020
0
comments
World
Health Organization (WHO) menjelaskan bahwa Coronaviruses (Cov) adalah virus
yang menginfeksi sistem pernapasan. Infeksi virus ini disebut COVID-19. Virus Corona menyebabkan penyakit flu biasa sampai penyakit yang
lebih parah seperti Sindrom Pernafasan Timur Tengah (MERS-CoV) dan Sindrom
Pernafasan Akut Parah (SARS-CoV). Penyebaran virus Corona ini sangat cepat
bahkan sampai ke lintas negara. Penyebaran virus Corona yang telah meluas ke
berbagai belahan dunia membawa dampak pada perekonomian dunia baik dari sisi
perdagangan, investasi dan pariwisata.
China merupakan negara eksportir terbesar dunia. Indonesia
sering melakukan kegiatan impor dari China dan China merupakan salah satu mitra
dagang terbesar Indonesia. Adanya virus Corona yang terjadi di China
menyebabkan perdagangan China memburuk. Hal tersebut berpengaruh pada
perdagangan dunia termasuk di Indonesia. Penurunan permintaan bahan mentah dari
China seperti batu bara dan kelapa sawit akan mengganggu sektor ekspor di
Indonesia yang dapat menyebabkan penurunan harga komoditas dan barang tambang. Penerimaan
pajak sektor perdagangan juga mengalami penurunan padahal perdagangan memiliki
kontribusi kedua terbesar terhadap penerimaan pajak. Berdasarkan data Badan
Pusat Statistik (BPS), ekspor migas dan non-migas mengalami penurunan yang
disebabkan karena China merupakan importir minyak mentah terbesar. Selain itu,
penyebaran virus Corona juga mengakibatkan penurunan produksi di China, padahal
China menjadi pusat produksi barang dunia. Apabila China mengalami penurunan
produksi maka global supply chain akan terganggu dan dapat mengganggu proses
produksi yang membutuhkan bahan baku dari China. Indonesia juga sangat
bergantung dengan bahan baku dari China terutama bahan baku plastik, bahan baku
tekstil, part elektronik, komputer dan furnitur. Virus Corona juga berdampak
pada investasi karena masyarakat akan lebih berhati-hati saat membeli barang
maupun berinvestasi. Virus Corona juga memengaruhi proyeksi pasar. Di bidang
investasi, China merupakan salah satu negara yang menanamkan modal ke
Indonesia. Pada 2019, realisasi investasi langsung dari China menenpati urutan
ke dua setelah Singapura. Terdapat investasi di Sulawesi berkisar US $5 miliar
yang masih dalam proses tetapi tertunda karena pegawai dari China yang
terhambat datang ke Indonesia.
Indonesia adalah salah satu negara yang memberlakukan larangan
perjalanan ke dan dari China untuk mengurangi penyebaran virus Corona. Larangan
ini menyebabkan sejumlah maskapai membatalkan penerbangannya dan beberapa
maskapai terpaksa tetap beroperasi meskipun mayoritas bangku pesawatnya kosong
demi memenuhi hak penumpang. Para konsumen banyak yang menunda pemesanan tiket
liburannya karena semakin meluasnya penyebaran virus Corona. Keadaan ini
menyebabkan pemerintah bertindak dengan memberikan diskon untuk para wisatawan
dengan tujuan Denpasar, Batam, Bintan, Manado, Yogyakarta, Labuan Bajo,
Belitung, Lombok, Danau Toba dan Malang. Di Eropa juga memberlakukan aturan
dimana maskapai penerbangan harus menggunakan sekitar 80 persen slot
penerbangan yang beroperasi ke luar benua Eropa agar tidak kehilangan slot ke
maskapai pesaingnya. Bukan hanya di Indonesia yang membatasi perjalanan ke
China, namun negara-negara yang lain seperti Italia, China, Singapura, Rusia,
Australia dan negara lain juga memberlakukan hal yang sama. Virus Corona juga
sangat berdampak pada sektor pariwisata. Data Badan Pusat Statistik (BPS)
menunjukkan bahwa wisatawan asal China mencapai 2.07 juta orang pada tahun 2019
yang mencakup 12.8 persen dari total wisatawan asing sepanjang 2019. Penyebaran
virus Corona menyebabkan wisatawan yang berkunjung ke Indonesia akan berkurang.
Sumber
0 comments:
Post a Comment